wisata bukit mardeda gunungkidul

Bukit Mardeda Gunungkidul, Pesona Sunrise dan Sunset di Negeri Kepala Singa

Sekilas Tentang Bukit Mardeda

Gunungkidul memang tak pernah kehabisan kejutan wisata alam. Selain pantai yang berjajar indah di selatan, kawasan perbukitan juga menawarkan keajaiban berbeda. Salah satu destinasi terbaru yang mulai dikenal adalah Bukit Mardeda, yang juga sering disebut Bukit Melikan Wanglu. Terletak di Dusun Wanglu, Desa Umbulrejo, Kecamatan Ponjong, bukit ini hadir sebagai surga kecil untuk para pencinta alam, fotografer, dan pemburu ketenangan.

Bukit ini tak hanya menawarkan panorama alam luas, tetapi juga ikon unik berupa pahatan kepala singa raksasa di puncaknya. Keberadaan patung batu ini membuat Bukit Mardeda memiliki karakter berbeda dibanding bukit lain di Gunungkidul.


Sejarah dan Asal-Usul Nama Bukit Mardeda

Nama “Mardeda” sendiri dipercaya berasal dari istilah lokal yang bermakna tempat tinggi untuk melihat jauh. Warga setempat menyebutnya “Melikan Wanglu”, merujuk pada lokasi di Dusun Wanglu serta lahan yang sejak lama digunakan untuk kegiatan warga.

Sebelum menjadi objek wisata, bukit ini hanyalah kawasan perbukitan biasa dengan tebing batu kapur. Namun, kreativitas warga melalui kelompok sadar wisata (Pokdarwis) kemudian mengubahnya menjadi destinasi menarik. Ikon kepala singa yang dipahat dari batu besar menjadi simbol keberanian dan kekuatan, sesuai filosofi masyarakat Jawa tentang singa sebagai penjaga dan pelindung.


Legenda dan Cerita Rakyat di Balik Kepala Singa

Bagi sebagian warga, pahatan kepala singa di Bukit Mardeda tak sekadar karya seni, tetapi memiliki makna simbolik. Ada cerita rakyat yang berkembang bahwa di kawasan ini dahulu kala terdapat batu besar yang dipercaya sebagai tempat bersemayam roh penjaga desa. Saat warga mulai mengolahnya sebagai tempat wisata, kepala singa pun dipilih sebagai bentuk ukiran untuk melambangkan penjaga bukit sekaligus menarik minat wisatawan.

Legenda ini sering diceritakan oleh pemandu lokal kepada wisatawan, sehingga menambah daya tarik mistis dan spiritual bagi pengunjung.


Panorama dan Pesona Alam Bukit Mardeda

Pemandangan 360° dari Puncak

Dari puncak Bukit Mardeda, pengunjung bisa menyaksikan panorama 360 derajat. Di sisi barat laut, siluet Gunung Merapi dan Merbabu tampak gagah, sementara ke arah timur terlihat perbukitan karst khas Gunungkidul yang berlapis-lapis. Saat cuaca cerah, bahkan Gunung Lawu dan Sindoro ikut terlihat di kejauhan.

Sunrise yang Menenangkan

Pagi hari menjadi momen paling dinanti. Saat mentari muncul perlahan dari balik horizon, warna langit bertransformasi dari ungu ke jingga, lalu keemasan. Kabut tipis di lembah menambah kesan magis. Banyak wisatawan rela datang sebelum subuh hanya untuk menyaksikan momen ini.

Sunset Romantis

Selain sunrise, Bukit Mardeda juga terkenal sebagai spot sunset terbaik di Ponjong. Saat matahari perlahan tenggelam, langit berubah menjadi gradasi oranye ke merah muda. Bagi pasangan atau keluarga, momen ini menjadi pengalaman berharga yang sulit dilupakan.


Flora dan Fauna di Sekitar Bukit

Meski bukan kawasan hutan lebat, Bukit Mardeda memiliki keanekaragaman hayati yang cukup menarik.

  • Flora: Didominasi pohon jati, akasia, dan semak belukar khas tanah kapur. Saat musim hujan, bunga liar bermekaran indah di jalur trekking.
  • Fauna: Burung perkutut, kutilang, hingga elang Jawa kadang terlihat terbang di atas bukit. Suara jangkrik dan serangga malam menjadi musik alami bagi wisatawan yang datang saat sore.

Lokasi dan Akses Menuju Bukit Mardeda

  • Alamat: Dusun Wanglu, Desa Umbulrejo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.
  • Jarak dari Jogja: Sekitar 70 km, dengan waktu tempuh kurang lebih 2 jam menggunakan kendaraan pribadi.
  • Rute: Dari Yogyakarta → Wonosari → Baleharjo → Karangmojo → Umbulrejo. Dari sini, ikuti petunjuk jalan menuju Dusun Wanglu. Jalannya cukup baik meski beberapa bagian masih sempit.
  • Transportasi: Kendaraan roda dua atau mobil kecil lebih direkomendasikan. Bus besar kurang cocok karena jalan desa cenderung sempit dan berkelok.

Harga Tiket dan Fasilitas

  • Harga Tiket: Belum ada retribusi resmi. Wisatawan hanya membayar biaya parkir sekitar Rp2.000 untuk motor dan Rp5.000 untuk mobil.
  • Fasilitas:
    • Area parkir.
    • Gazebo dan tempat duduk santai.
    • Toilet sederhana.
    • Spot foto kreatif (kepala singa, Watu Payung, Watu Belah).
    • Jalur trekking dengan papan petunjuk.

Aktivitas Menarik di Bukit Mardeda

  1. Hunting Sunrise dan Sunset – dua momen emas yang paling dicari fotografer.
  2. Berfoto dengan Kepala Singa – ikon wajib yang menjadi ciri khas bukit.
  3. Camping Ringan – meski fasilitas masih terbatas, beberapa wisatawan memilih bermalam dengan tenda.
  4. Trekking Singkat – jalur landai cocok untuk keluarga.
  5. Menikmati Suasana Malam – gemerlap lampu kota Wonosari terlihat jelas dari puncak.

Kuliner yang Bisa Dicoba Setelah Berkunjung

Wisata ke Bukit Mardeda terasa lengkap jika dilanjutkan dengan kuliner khas Gunungkidul.

  • Sego Abang Jati: Nasi merah dengan lauk sederhana khas pedesaan.
  • Belalang Goreng: Camilan renyah khas Gunungkidul.
  • Gathot dan Tiwul: Olahan singkong khas yang manis dan mengenyangkan.
  • Wedang Uwuh: Minuman hangat rempah untuk mengusir dingin selepas trekking.

Penginapan dan Homestay Terdekat

Untuk wisatawan yang ingin menginap:

  • Homestay Umbulrejo: Sederhana tapi nyaman, dekat dengan bukit.
  • Penginapan di Wonosari: Lebih lengkap dengan fasilitas modern.
  • Camping Ground Lokal: Cocok bagi pecinta alam, tapi perlu membawa peralatan sendiri.

Itinerary Rekomendasi

1 Hari Wisata

  • 04.30 – Berangkat dari Jogja.
  • 06.00 – Tiba di Bukit Mardeda, nikmati sunrise.
  • 08.00 – Eksplorasi spot foto dan kepala singa.
  • 10.00 – Trekking ringan dan istirahat.
  • 12.00 – Kulineran di sekitar Ponjong.
  • 15.30 – Kembali ke bukit untuk sunset.
  • 18.00 – Pulang ke Jogja.

2 Hari 1 Malam

Hari 1: Sunrise → trekking → kuliner → camping di puncak.
Hari 2: Menyaksikan sunrise kedua → lanjut ke Goa Gremeng atau Pantai Siung.

3 Hari 2 Malam

Hari 1: Bukit Mardeda (sunrise + sunset).
Hari 2: Goa Gremeng, Goa Plalar.
Hari 3: Pantai Nglambor, Pantai Siung.


Tips Fotografi di Bukit Mardeda

  • Gunakan tripod untuk menangkap sunrise.
  • Datang sebelum matahari muncul untuk dapatkan siluet indah.
  • Mode wide angle cocok untuk menangkap panorama gunung.
  • Golden hour sore menjadikan warna langit lebih dramatis.

Kesalahan Umum yang Harus Dihindari

  • Datang siang hari saat terik, karena suasana bukit akan panas dan kurang menarik.
  • Tidak membawa bekal air minum.
  • Memaksakan kendaraan besar masuk hingga parkir.
  • Mengabaikan sampah pribadi—ingat, lokasi masih dikelola mandiri.

FAQ

Apakah aman untuk anak-anak?
Ya, jalurnya landai. Hanya perlu pendampingan orang tua.

Bisakah camping di sini?
Bisa, tapi fasilitas terbatas. Bawa tenda dan perlengkapan pribadi.

Apakah ada warung di atas?
Tidak banyak. Lebih baik bawa bekal sendiri.

Kapan waktu terbaik berkunjung?
Musim kemarau antara Mei–September, dengan langit cerah.


Rekomendasi Wisata Dekat Bukit Mardeda

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *